13 Desember 2008

tips trik adenium (dari omah ijo.com)

Senin, 2008 Maret 24
Menanam Benih Adenium ala Omah Ijo

Tidak ada hal khusus tentang media dan cara tanam benih. Sama seperti media adenium lainnya, yang penting porous dan permeable. Yang saya lakukan dalam menanam benih adenium selama ini, sbb. :

Memilih media tanam yang sesuai. Saya telah mencoba berbagai macam media al

Campuran cocopeat, sekam bakar, dan pasir sungai. Perbandingan 2 : 2 : 1.

Campuran pasir, sekam bakar, dan kapuk. Perbandingan 6 : 3 : 1

Campuran pasir, sekam bakar, dan pupuk kandang. Perbandingan 1 : 1 : 1

Biji kapuk, sekam bakar, dan pasir. Perbandingan 2 : 2 : 1

Cocopeat saja

Biji kapuk saja

Pasir saja

Sekam, pupuk kandang, kompos. Perbandingan 6 : 1 : 3
Meski prosentase tumbuh ke 8 media tersebut di atas sama sekitar 90 %, namun jenis media terbaik adalah media a. Media c dan f membuat bibit tumbuh terlalu subur dan memanjang langsing). Media e dan g membuat tanaman harus segera dilakukan transplanting setelah tanaman berumur 1 bulan. Media h bikin kepala pusing karena sulit sekali membedakan antara sekam dengan benih adenium

Letakkan benih secara horizontal dengan kedalaman kurang dari 1 cm

Lakukan penyiraman sesering mungkin hingga media menjadi basah. minimal 1 hari sekali.

Lakukan penanaman di tempat terbuka, berangin, dan mendapat sinar matahari langsung (optimum 4 jam/hari). Tidak perlu dikerudungi plastik. Saya yakin nyamuk atau lalat tidak doyan adenium. Rasanya Pahit….!!!

Setelah bibit tumbuh 2 daun, kurangi penyiraman dan tambah intensitas matahari secara bertahap.

Pemupukan mulai dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu. Sampai umur 3 bulan pakai pupuk campuran dengan komposisi perbandingan nitrogen, phospor, kalium sebesar 5 : 26 : 5. Hati-hati jangan pakai pupuk yang kandungan amonium nitrogennya (NH4, urea) lebih dari 30 %, bisa tumbuh seperti Aming nantinya.
Selamat bertanam benih adenium.

Tharie Wie
www.omahijo.com




Diposkan oleh Tharie Wie di 09:53 0 komentar Link ke posting ini
Label: Tips bertanam adenium
Senin, 2008 Maret 10
Busuk Tanduk Adenium

Lama aku belajar hp bunga yang sewarna sampai psm 1, sampai entah habis puluhan bunga yang terobek sia2.... (aka cuma satu dua yang jadi tanduk).... setelah psm 2 kemarin, aku nyoba2 hp antar jenis adenium, hasilnya, udah pada keluar tanduk muda... gotcha..... ternyata lebih mudah menyilangkan adenium dengan bunga yang berbeda ( trial : fragnant star x arabicum ; fragnant star x miss thailand ; fragnant star x adenium klasik).
Agar tanduk tadi bisa sampai dipanen, bagaimana mengatasi busuk tanduk yang
dimulai dari ujungnya ? apakah harus diberi tambahan kalium ( MKP ) ? salam, Dodi Andreas

Mas Dodi,
Dulu saya juga sering bingung dengan busuk tanduk. Ternyata di tempat saya si pembawa ulah adalah “lalat buah”. Dia paling senang dengan buah muda, nggak tahu kenapa mungkin “nyidham” kalee …. Tapi yang tua pun juga mau.
Mungkin bisa dicoba pasang perangkap untuk lalat tersebut. Siapa tahu problemnya sama dengan yang di Mino . …. Dengan uang sekitar 20 rb, kita dapat mengamankan daerah seluas 4000 m2 lebih, dari serbuan lalat buah. Murah meriah ….
Kalau belum berhasil pula barangkali ada penyebab lain busuk buah tersebut, seperti :

Serangan jamur, biasa terjadi di musim hujan. Atasi dengan fungisida

Malnutrisi, fruit set menyebabkan kompetisi pasokan karbohidrat dengan organ lain tanaman. 3. Sebenarnya kalau pupuk dan air kecukupan, busuk buah jarang terjadi.

Genetis, bisa jadi itu merupakan bentuk “incompabillity” atau masalah hormonal. Misal silangan arabicum dengan yang lain vice versa, pod pecah sebelum waktunya dan mengundang datangnya jamur. Beberapa kasus dapat diatasi dengan penyemprotan hormon giberelin.

Selamat panen raya ……

Salam, Tharie Wie
www.omahijo.com




Diposkan oleh Tharie Wie di 17:18 0 komentar Link ke posting ini
Label: Tanyakan Omahijo, Tips bertanam adenium, Trik dan Temuan
Sabtu, 2008 Februari 23
F I L O




Awal tanam Juni’07, 75% penanaman berhasil, normalkah adenium saya, apa yang salah, ada beberapa arabicum dengan kondisi yang sama, mohon pencerahannya, sebagai informasi media campuran pasir malang, sekam bakar, pupuk kandang, (1:2:0,5), makanan ramuan bu Tharie, B1,novel**** ( 2 minggu sekali), fungisida (1 bln sekali), terima kasih untuk para sesepuh yang selalu jawab sms saya bila ada apa-apa dengan adenium saya ( eyang kakung tonny, mbah suro, pak anas, bu tharie, pak adi,pak tomo,pak doddy dengan makalahnya, dll ). Terima kasih, Abe


Ikutan mengenang Adenium Pertama ach.
Adenium pertamaku yang ndak jelas jenisnya ini sudah setahun lebih dormant, dan setelah kunjungan mas Sigit, di analisa ternyata ada kesalahan di media (terlalu banyak pasir).
Sesuai dengan anjuran beliau, media langsung di ganti dan akhirnya kini sudah mulai bersemi.
Thank untuk Tipsnya mas Sigit. Regards, Thomas


Senang rasanya bisa membantu kawan....., salam, Sigit


Merawat seedling memang bak merawat bayi. Rasa “sayang” semua tertumpah kepadanya, yang menurut kita terbaik maunya kita berikan semua kepadanya. Giliran si bayi diultimatum “obesitas”, datanglah itu bingung. Giliran si seedling diultimatum “ngaming”, datang pula itu resah. Adakah yang SALAH ?
Tidak ada yang salah dalam hal ini. Hanya “kurang tepat” dan “kurang pas” aplikasi saja.
Penyebab utama “penyimpangan” pertumbuhan seedling ke arah ngaming, adalah :
- Sinar matahari kurang tepat dan pas. Anggapan kelembaban tinggi harus dijaga saat menumbuhkan seedling, di aplikasikan kurang pas. Banyak kasus seedling ditaruh di tempat teduh (remang-remang lagi). Ini cocok untuk anthurium dan brocoli, bukan adenium. Ada hubungan langsung sinar matahari – phytohormon - pertumbuhan
- Nutrisi berlebihan. Ini sih akibat penyakit yang menjangkiti semua hobi-is, FILO (=Falling in Love Obsession). FILO memang menyenangkan dan inilah yang memberi warna hidup kita, tanpanya aspek kehidupan akan terasa hambar. Hanya saja, lebih tepat dan pas kalau dibarengi obyektivitas. Ada hubungan langsung antara pola pertumbuhan tanaman dengan jenis speci, umur atau fase tumbuh, dan nutrisi yang disediakan.
Dan ini semua akibat ulah pola pertumbuhan tanaman adanya. Masih ingat, tanaman selalu berusaha “menggapai matahari“ ? Masih ingat, pertumbuhan sel tanaman seperti layaknya “selang” vacuum cleanner, selalau mendahulukan pertumbuhan memanjang dibanding lateral. Bagaimana ME-REKAYASA-NYA ?? salam, Tharie Wie


Bu Tharie makasih pencerahannya, istilah FILO memang sedang menjangkiti saya, percobaan pertama menanam seedling busuk karena kebanyakan siram (takut kurus karena kurang pasukan air), percobaan kedua seedling keriput kurang siram (takut busuk kesalahan pertama), percobaan ketiga seedling ngaming (kurangi penyiramam tapi ditempatkan di tempat teduh), percobaan keempat bibit dari Bu Tharie +/- 1,5 bulan (awal puasa) mudah-mudahan tidak salah lagi (tapi mataharinya lagi tenggelam awal musim hujan), pokoknya coba terus lah, Bu siap-siap saya mintain biji lagi.
Apakah adenium saya akan bisa gemuk seperti milik rekan-rekan. Abe


Ada dua istilah untuk gejala pemanjangan stem yang up normal, y.i :

1. Etiolasi, karena seedling tumbuh pada tempat yang kurang sinar matahari
Etiolasi sebagai indikasi pitokrom merah (Pr) tidak aktip sedangkan pitokrom merah jauh (Pfr) dalam kondisi aktip.

2. Sukulensi, karena seedling kelebihan nutrisi atau hormon tertentu.
Apalagi kalau dari jenis adenium yang secara genetik mempunyai potensi memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin.
Berikut foto seedling yang saya foto pagi ini. Catatan, faktor lain yang sering terlupakan dalam merawat seedling adalah masalah individu tanaman yang berada di pinggir area tanam. Bagian ini sering tidak mendapat porsi yang sama saat penyiraman, dan biasanya tanaman di bagian ini tumbuh merana pula kalau “water man” kurang teliti .
Semoga bermanfaat.

Tharie Wie
www.omahijo.com


Diposkan oleh Tharie Wie di 16:17 0 komentar Link ke posting ini
Label: Great Expectation, Tips bertanam adenium
Selasa, 2007 Desember 18
Diskusi "Musim Hujan"



Ikutan nimbrung diskusi “musim hujan” dari sisi yang lain. Menurut hemat saya, musim hujan dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu :

Awal musim hujan (akhir musim kemarau)
Ciri, sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah) tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun air permukaan sedikit.
Dampak bagi tanaman :
Proses transpirasi (proses pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena bahang panas pada fase musim ini juga tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok.
Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti pada musim panas), namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang penyakit.

Pertengahan musim hujan
Ciri, sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.
Dampak bagi tanaman :
Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.

Akhir musim hujan (awal musim kemarau)
Ciri, sinar matahari mulai banyak terlihat, suhu udara naik, kelembaban udara absolute (Ah) naik / tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) turun/rendah, hujan semakin jarang terjadi, dan sumber air tanah melimpah sedang air permukaan menurun.
Dampak bagi tanaman :
Transpirasi dapat berjalan dengan baik dan dengan demikian proses penyerapan nutrisi dapat berlangsung dengan baik pula. Proses pertumbuhan tanaman dimulai kembali.
Apakah pembangunan “green house” dapat memecahkan masalah musim hujan ? penanganan green house yang tidak tepat justru akan memperparah keadaan, “menyelesaikan masalah dengan menambah masalah baru”.
Demikian rekans, pemahaman saya tentang musim hujan.

Thari Wie
www.omahijo.com

Diposkan oleh Tharie Wie di 15:04 0 komentar Link ke posting ini
Label: Tanyakan Omahijo, Tips bertanam adenium
Batang Adenium Kurus



From : Erlim

Hello,
Mau tanya saya punya beberapa pohon adenium umur +/- 1 bulan yang bijinya dikasih oleh rekan milis tapi kelihatan pertumbuhannya kurang sehat, batangnya berwarna merah, daunya lewat (8 daun), tingginya 4-5 cm, diameter batang persegi (tipis) tidak bulat seperti umumnya adenium apakah adenium tersebut kurang gizi.
Media sekam bakar + cocopeat + pupuk kandang (2:1:1) dua hari sekali di semprot vi*****n 32:10:10.

From : Tharie

Mas Erlim dan rekan-rekan,
Kembali ke rumus dasar fenotipe = f (genotipe, lingkungan). Kenampakan visual yang teramati mata (fenotipe) ditentukan oleh faktor genetik (genotipe) dan lingkungan. Benih obesum tidak akan menghasilkan arabicum. Tapi bagaimana kalau benih obesum tumbuh mirip kacang panjang ? Jelas faktor lingkungan yang bicara disini.
Ada banyak alasan lingkungan, namun untuk kasus mas Erlim hal tersebut berkaitan dengan pemberian pupuk. Bukan kurang gizi tapi malah kebanyakan gizi.
Pedoman untuk rekans penghobi adenium :
“Pupuk dengan porsi kandungan N (nitrogen) tinggi lebih tepat digunakan bila bercocok tanam sayuran, bukan untuk adenium “
Bagaimana kalau sudah terlanjur ? Lakukan koreksi pemupukan. Lambat laun dalam perkembangannya, tanaman tersebut juga akan bersosok normal seperti seharusnya tanaman adenium.
Pupuk kandang ?? Ingat pesan bu Menteri yang sering muncul di TV, cuci tangan dengan sabun sehabis menggunakan pupuk kandang, untuk mencegah penularan Flu Burung (???). Ah …. yang bener aja ???

From: Muhammad Aulia Adnan

Wah kok saya jadi bingung jadinya harus pakai pupuk yang kaya apa. Saya sangka semua tanaman sama perlakuan pemupukannya. Sekarang sih di media saya tabur dek...plus TE yg N tinggi. Sementara utk pupuk saya pakai organik dengan kombinasi N tinggi dan juga pupuk dengna P dan K tinggi. Niat awal sih karena saya punya tanaman dengan tingkat kedewasaan berbeda tapi nggak mungkin semprot satu-satu, jadi saya selang-seling saja dengan teratur. Sekarang sih arabicum memanjang keatas belum gendut2.

From: Green Girls ReNDezvous

Mbak Thari terima kasih banyak ilmunya selama ini aku salah ,maunya sih pengen dapet baby yang gemuk kaya di Webnya Mbak Thari....... ......ga tahunya kebanyakan gizi....

Diposkan oleh Tharie Wie di 09:20 0 komentar Link ke posting ini
Label: Tanyakan Omahijo, Tips bertanam adenium
Jumat, 2007 Desember 14
Bunga Adenium Layu & Rontok


From : Wildan

Rekans HELP ME, Pleazzzzz!
Moradoklok, Black Ruby and Daeng Sirri sedang keluar kuncup bunga, tapi tidak sampe mekar bunga layu dan rontok. Selama ini saya pupuk dengan Growite 1x/minggu kadang saya kombinasi dengan Growmore. Selain itu, beberapa pohon lainnya daun menguning dan rontok. Bahkan Poisedonku hampir botak. FYI, pohon2ku aku letakkan di halaman tanpa peneduh n kena ujan.

Kira-kira apa penyebabnya? Apa mungkin karena kehujanan? Mohon saran rekans. Terimakasih.

From : Tharie

Mas Wildan dan rekan-rekan,
Ada beberapa penyebab terjadinya kerontokan bunga / daun rontok, seperti :
• Serangan penyakit, kutu, jamur, dan ulat.
• Kondisi cuaca yang tidak mendukung
• Malnutrisi baik hara makro maupun dan mikro

Cek adakah serangan hama penyakit tersebut di atas. Saya pernah menjumpai ada ulat kecil di dalam bunga penyebab bunga rontok. Atasi dengan insekstisida dan fungisida yang tepat.
Awal musim hujan ditandai kelembaban tinggi dan panas. Proses evapo-transpirasi terganggu. Pendinginan melalui daun terganggu, air sulit menguap karena tingginya kelembaban udara. Daun menguning karena kepanasan dan kemudian rontok, demikian pula dengan bunganya. Ciri faktor cuaca ini, daun rontok terjadi secara acak tidak terbatas pada daun tua saja.
Cuaca lembab dan panas juga menyebabkan terganggunya serapan nutrisi, karena proses aliran air dari tanah - akar – batang – daun – udara menjadi terhambat.
Bila daun menguning kebanyakan terjadi pada daun tua sebelah bawah, kemungkinan besar ada gangguan nutrisi. Lakukan pengecekan ke akar tanaman. Adakah media menjadi terlalu basah (becek) karena hujan ? Bila ya, lakukan repoting. Bila tidak, penyebab malnutrisi karena pengaruh cuaca lembab dan panas tersebut di atas.
Untuk menanggulangi pengaruh cuaca awal musim hujan, tempatkan tanaman di daerah berangin, lakukan penyiraman pada daun di pagi hari untuk membantu pendinginan. Jangan takut hujan. Adenium tidak takut hujan. Pada pembibitan skala besar ada pernah saya lihat, sehabis hujan tanaman malah disirami daunnya. Lho kok … aneh ?

From: Awwaby Hafidz

Terima kasih Mbak Thari, walau belum sempat tanya di milis ternyata sudah ada pencerahan perihal daun jadi kuning secara acak, sekali lagi terima kasih.

From : Wildan

Mbak Thari,
Luaaar Biasaaaaa!
Itu yang bisa saya serukan untuk penjelasan mbak Thari atas problem bunga rontok buat saya dan rekan lainnya. Terimakasih Prof.!

Oh ya pertanyaan lagi, Mbak! Kalau bunga mengecil itu karena apa ya? Apa juga karena kekerungan unsur hara juga atau komposisi medianya yang tidak pas. Soalnya begini, aku selama ini pake Growite (aku promosiin lho,Mbak:p ) plus growmore 1xseminggu, hasil memang bunga semarak dgn rumpun banyak, dan ini juga aku gunakan untuk euphorbia, hasilnya sama bunga marak dan rumpun banyak, but daun agak mengecil. Apa mungkin media harus di ganti?


From : Tharie

Mas Wildan dan rekan-rekan. .,
Bunga mengecil, hal ini cuma masalah pilihan dalam hal produksi dan distribusi karbohidrat hasil asimilasi.
Luas daun menentukan jumlah karbohidrat yang dihasilkan. Agar diperoleh luasan daun yang sama, pilihan yang tersedia adalah daun besar tapi jumlah sedikit, atau pilih daun lebih kecil tapi jumlah banyak ? Demikian pula dengan pemanfaatan karbohidrat, pilih batang besar sedikit berumpun atau batang kecil berumpun banyak ? Berarti pula bunga sedikit tapi besar atau pilih bunga agak kecil tapi lebih banyak ? Semua bisa diatur, kata Warkop.

Pertanyaan mas Wildan akan lebih mudah dijawab, bila ada informasi media tanam yang digunakan selama ini, dan bagaimana cara pemeliharaannya ?. Kena sinar matahari sepanjang hari, atau di teras rumah ? Berapa kali seminggu tanaman disirami ? Apakah selama ini selalu saja diberi pupuk bunga, tanpa diselingi pupuk vegetatip (seedling) ? Informasi tersebut penting sebab pengaruh pupuk juga ditentukan oleh jenis media tanam dan cara perawatan. Anggrek dengan akar gantung tentu beda perawatan dan cara pemupukannya dengan adenium.
Media terlalu porous dan sering disirami dapat menyebabkan beberapa unsur pupuk ikut “tercuci”. Kurang penyiraman dapat menganggu pertumbuhan (organ tanaman dapat tumbuh besar kuncinya adalah air). Temperatur tinggi dapat menyebabkan hilangnya unsur tertentu dalam pupuk karena penguapan, dsb. Pemberian pupuk bunga secara terus menerus berarti mengabaikan pertumbuhan vegetatip, dapat menyebabkan daun kecil.

Namun “rule of thumb” nya, daun kecil dapat terjadi karena kekurangan N. Solusinya, tambah dosis pupuk atau selingi dengan pupuk vegetatip (seedling). Atau tambahkan sedikit urea. Kandungan NH4 sangat cepat mempengaruhi besar nya daun yang baru tumbuh.

Catatan : dari pengamatan selama ini, pada adenium (sehabis pruning, rontok bunga, atau cutting) periode pembungaan selanjutnya akan terjadi setelah batang (stem) baru, tumbuh mencapai ukuran tertentu atau setelah daun baru tumbuh melebihi jumlah tertentu (jumlah internode tertentu). Bagaimana di tempat rekans sekalian ? Apakah juga demikian ?
Maaf belum bisa menyebutkan kisaran angka “tertentu” tersebut saat ini. Ada yang berkepentingan untuk thesis katanya. Jadi ini termasuk bocoran ……. .
Namun pada intinya, selingan pupuk vegetatip (seedling) menjadi PENTING diantara masa pembungaan, untuk kepentingan perkembangan tanaman secara keseluruhan.


Semoga bermanfaat

Tharie Wie www.omahijo.com

end

Diposkan oleh Tharie Wie di 18:10 0 komentar Link ke posting

Tidak ada komentar: