13 Desember 2008

artikel-artikel dari omah ijo.com

Selasa, 2008 Maret 18

BONGGOL KUNING
Mohon pencerahannya .. Dikatakan dalam salah satu situs internet bahwa di dalam biology , pigment terjadi karena adanya special sel ( seperti melanin ) yang disebut Chromatophores . Dan juga karena physical process yang terjadi mengacu dari Fluorescence, Phosporescence dan beberapa material dari luminascence .Juga ... karena effect dari cahaya .. Yang mau saya tanyakan , bisakah kita memanipulasi pigment ? Dapatkah kita melakukan perubahan pigment, jika ya dengan cara apa dan dengan apa ? Dan dimanakah si Chromatophares ( susah banget namanya ) ini bisa didapatkan ..Saya pernah diajari oleh Koh Fendi salim untuk membuat bonggol kuning dgn cara menjemur ( sebelumnya bonggol diangkat ) secara full ke matahari . Yang terjadi memang " agak " memudar menjadi hijau muda, namun jika terlalu lama yang didapat bukan bonggol kuning dan sunburn alia bonggolku jadi lonyot terbakar ( bukan busuk ) . Dan " kuning " yang didapat hanya terbatas pada satu sisi yang menghadap matahari . Diputar ?? sudah .. bagian yang terhalang matahari kembali menjadi hijau .Dalam suatu kesempatan di daerah jawa barat saat hunting saya menemukan mayoritas bonggol menjadi kuning ( dgn garis hijau sbg pembatas ) . Saya berasumsi secara logika bahwa peran media menjadi faktor utama . Samakah membuat bonggol kuning dgn bonggol variegata yang katanya dgn menurunkan PH tanah dgn abu gosok dan mencampurkan magnesium , meningkatkan kadar besi dalam air .. etc etc etc .. Salam, TonnyChromatophores itu kayaknya sel yg mengandung pigmen yg peka cahaya.. kayak terdapat pada binatang2 yg pandai menyesuaikan warna tubuhnya dengan lingkungannya, misalnya bunglon, ikan sebelah, gurita. dllKurang faham bagaimana proses perubahan pigmen pada chromatophores yg sehingga panjang gelombang warna yg direpleksikan berubah2 sesuai lingkungannya.Bang Fendi sepertinya mengacu pada proses perubahan warna akibat penyinaran.Intensitas matahari yg kuat ternyata benar menyebabkan rusaknya pigmen yg merepleksi hijau.. dan sekaligus meningkatkan kandungan pigmen yg merepleksi kuning dan merah sebagai salah satu upaya pertahanan diri oleh tanaman.. karena penyinaran yg tinggi dominasi pigmen pertama dikurangi akibatnya warna kuning akan muncul.. Namun warna kemudian akan kembali seperti semula dengan jika kondisi pigmen telah kembali normal.Kalau melihat batas yang jelas dan kadang2 hanya satu akar saja yang berwarna kuning, dan bahkan melilit akar lain yang normal tanpa merubah warna normal akar lain.. sepertinya suspect bukan pada medianya sehingga akar jadi kuning.. Asumsi jika memang itu adalah artifisial akar kuning mungkin ada ide lain yg lebih sangat masuk akal.. Mudah2an berhasill. Wassalam ZaiJika media bukan merupakan suspect, Intensitas matahari yang kuat ( sinar ) juga bukan merupakan suspect karena pada nantinya akan berbalik normal , Apakah mungkin karena kelainan genetika seperti layaknya cristata ? Jika ya berarti bisa diturunkan lagi ke generasi selanjutnya walaupun prosentasenya hanya 0,00 sekian seperti yang pernah saya coba sebelumnya untuk cristata . Mungkin ga ya ? Regards TonnyCuman sekedar mau nambahin aja. Yang dimaksud pemantul kuning by bang Zai, Tonnydengan chromoplast-nya, atau mas Fendi dengan full matahari (panas berlebihan) mungkin barangnya sama. Apakah yang dimaksud itu adalah karoten ? Kalau ya, berarti ada kesamaan. Hemat saya, fenomena bonggol kuning juga merupakan ekspresi karoten di tempat tersebut. Tapi mengapa dan bilamana ada disitu ? Ini yang sulit dijawab Apalagi bagaimana cara membuatnya ?Jawaban mungkin bisa diperoleh dari petunjuk pada;1) Kejadian menguningnya buah mangga saat masak;2) Perubahan warna bunga adenium putih menjadi kemerahan;3) Chloroplast genome;4) atau kombinasi ketiganya ?Peristiwa pertama berhubungan dengan masalah hormonal, sebab kata yang pernah meneliti, karoten adalah precussor hormon ABA.Peristiwa kedua berhubungan dengan fungsi keroten sebagai penetralisir pengaruh reaksi oksidatif O2 bebas akibat over eksitasi (intensitas panas berlebihan).Peristiwa ketiga ada hubungan dengan genetik, karena kloroplas mempunyai genome yang menurun secara khas.Kita batasi diskusi dari kondisi berikut di bawah ini :Mengapa fenomena bonggol kuning kebanyakan terjadi di bagian akar ? Dan itu terjadi pada keadaan akar masih terpendam. Buktinya pak Kris dan pak Ricky tahu kalau bonggol berwarna kuning setelah lapisan tanah disingkap.Mengapa batas zona kuning dan hijau umumnya tegas, tampak lurus layaknya buatan ?.Tharie Wiewww.omahijo.comSalam jumpa.Diskusi bonggol kuning (BK) layak dicermati. Dulu orang Vietnam itu juga nanyaken.Mr. ToNny, kondisi media, intensitas matahari dan fluktuasi suhu, adalah kunci BK. Sampaikan ke Mr. Fendy, bukan media asam tapi alkali. Chromoplast carotenoids are known to accumulate in green tissues experiencing stress conditions (Florence Bouvier, 1998).BK mirip kristata, Lingkungan lebih berperan dibanding genetik. Turunan kristata kalau lingkungan ndak ndukung, ndak bakal kristata. Sebaliknya, bukan turunan kristata, lingkungan mendukung, akan keluar kristata. BK idem. Many species, exhibit true-breeding cristated lines, although the expression of the character is very dependent on environmental conditions - especially temperature and nutrition. Because the gene conditioning cristation exhibits incomplete penetrance, the character may assume any of many degrees of expression. (Binggeli, 1990)Mr. Zai, syarat artificial BK, kurang air, intensitas matahari tinggi, malam hari dingin, kadar garam tinggi (NaCl and CaCl2 ), media padat kompak alkaline, kurang P, sedikit ‘paraquat’ encer (banyak auksin), etc, etc. Percobaan terakhir, etephone lebih efektip dari paraquat. Hati-hati coba dimulai dengan konsentrasi rendah..Paraquat is a toxic chemical. It can be used only by people who are licensed applicators (Centers for Disease Control, USA, 2006)Mrs. Tharie, langsung saja ke pokok masalah kesetimbangan hormon ABA di akar versus ABA di media sekeliling akar. Jangan lupa suberin ‘Casparian band’ dan akumulasi carotenoid di exodermis.Localized soil drying around the roots will also influence the accumulation of hormones in the soil solution (Angela Sauter, 2001).Mr. Kris, media tanam, pupuk, dan pola siram tidak dalam kategori penghasil BK. Rule of thumb : Kejadian BK bukan di istana kolektor, tapi saat berada di ladang petani. Sayang mas-mas petani ndak sadar punya harta Mr. Karoen. Ganggeng KanyoetVariegata memang salah satu maskot dalam sampel tanaman yang bermutasi, khususnya chimera. Sifat permanen atau tidak, tergantung lokasi kejadian mutasi dan faktor lingkungan (pernah dibahas di milis).Dari keterangan pak Ricky, pak Kris, pak Santoso dan rekan lain, bisakah disimpulkan ada 4 kategori jenis bonggol kuning :- Bonggol kuning sebagai perwujudan variegata, merata di seluruh bagian tanaman, batas kuning – normal acak dan irregular.- Bonggol kuning setempat di daerah ex perakaran, batas kuning-normal tegas.- Bonggol kuning kulit ular (?) di bagian tanaman non daun, penyebaran bisa intens namun bisa hanya setempat-setempat (spot), batas kuning-normal tidak tegas atau bias. (Kalau di kalangan hobiis koi batas merah dan putih disebut kiwa, di adenium diberi istilah apa ya ?)- Bonggol kuning kombinasi tiga sifat di atas.Monggo dilengkapi masing-masing ciri dan sifat lain. Siapa tahu dari deskripsi pengamatan tersebut dapat diperkirakan penyebabnya. Saya sendiri punya keyakinan, kasus 1 karena mutasi periklinal (genetik); kasus 2 bisa pengaruh genetik dan atau lingkungan; kasus 3 murni karena lingkungan.SalamTharie Wiewww.omahijo.com
Diposkan oleh Tharie Wie di 15:12 0 komentar Link ke posting ini
Label:

New Lesson From Lovina or DS2
Rekan semua...Tidak mau berpanjang-panjang dengan Lovina (LV) atau Daeng Siam 2 (DS2). Point saya tentang hal ini masih tetap sama:
It is probably not possible to clean up the mess without making some unhappy
This is not very easy as few breeders have access to a wide range of material for comparisonBerdasarkan cerita sejarah tanaman LV dan DS2 , hemat saya : pemakaian nama keduanya tidak ada yang salah. Karena memang tidak ada aturannya. Lho kok gitu ?. Lha iyalah, karena yang diatur UPOV, ICNCP, atau konvesi yang lain, adalah untuk cultivar atau variety yang 'come true from seed' atau yang “true type”.Ini yang dulu saya maksud dengan kata “bersyarat”. Bagaimana dengan yang “bebas”, “Xtra”, atau “non true type”, …. ya silakan saja, monggo ….tidak ada aturannya, kok minta yang ruwet-ruwet. Untuk apa ?Pak Agus dkk sah-sah saja dengan Lovina-nya, demikian pula pak Iwan dkk sah-sah saja dengan DS2-nya. Bang Jani dkk di Manado juga sah-sah saja dengan Kawanua-nyaKebiasaan umum, “cultivar” yang belum sepenuhnya “true type” dan belum siap release biasa hanya diberi “code” angka atau huruf.Bagaimana kalau tetep mau dijual meski belum sampai taraf “true type” ? Tidak usah diberi label, atau pakai label nama indukan - the parent cultivar's. Sekali lagi ini hanya kebiasaan, bukan aturan.Benih asal nemu, tanpa sejarah “ayah – bunda”?. Gampang, beri saja kode : Ya-Pit : Yatim Piatu atau Nang-Sib .Lhahh …. Omong kesana-kemari itu cuma dapat ending : tidak ada aturan to. Ya memang begitulah adanya di dunia ini – sulit dibuat gampang, gampang dibuat sulit…..(kembali ke point “yang paling lebih penting lagi” : butir 1 dan 2, tersebut di atas).Pelajaran dari LV dan DS2, yang mungkin perlu didiskusikan adalah : Pengaruh grafting terhadap batang atas. Contoh kasus Two Tones terhadap Daeng Siam yang menghasilkan DS2.Menurut Mangoendidjojo W., 2003 :
Interaksi antara stock dan scion, secara genetik merupakan interaksi antara dua komponen genetik pada luka sambungan; seperti yang banyak dijumpai pada tanaman buah-buahan yang dapat memberikan dampak pertumbuhan menjadi dwarfing, vigor, invigoritas, atau mempengaruhi ukuran buah yang dihasilkan. Hal seperti ini tidak akan dijumpai bila tanaman hasil grafting ini kemudian dikembangkanbiakan secara seksual.
Grating dapat menimbulkan terjadinya khimer. Adanya pencampuran peleburan sel jaringan pada pertautan luka antara batang atas dan batang bawah dapat menimbulkan off-type sebagai keragaman.
Sel jaringan pertautan luka dapat mengalami mutasi somatik sehingga mengakibatkan penampilan off-type. Bila mutasi seperti ini menguntungkan, selanjutnya dapat dikembangkan secara vegetatif.Kira-kira jenis mana yang menimpa graftingan daeng siam – two tones” ? Apakah urutan graftingan itu (mulai dari batang bawah) = daeng siam – two tone; atau kamboja lokal (?) – daeng siam – two tones; atau yang lainnya?Kira-kira bunga DS2 muncul dari 1) ujung batang atas (scion); 2) dari tunas samping yang tumbuh pada luka pertautan; 3) dari tunas samping batang atas; 4) dari tunas samping batang bawah; 5) atau dari seluruh bagian kesatuan tanaman – ya batang bawah ya batang atas?Apakah kemudian graftingan yang akhirnya menyebar ke Lumajang, Cilacap, Cileduk, dll, sebagai batang bawah tetap dipakai daeng siam, atau sudah diganti kamboja lokal, atau jenis yang lain ?Jawaban di atas akan menjadi masukan berharga bagi kita semua. Misal : lega rasanya bahwa ternyata untuk menghasilkan varietas-baru, bisa dengan grafting, tidak perlu repot HP .Pak Mangoen pada halaman 132 kelihatan lebih MFNW dibanding Ohta – san yang lebih frankly speaking ……… he he he.Ibarat mata uang, Ohta-san memilih sisi yang bergambar bunga melati ber-angka 500, jadi langsung kelihatan nominalnya. Pak Mangoen pilih sisi yang bergambar Garuda Pancasila nya saja, harus dibalik untuk lihat nilai nominalnya. Yang penting NKRA ( Negara Kesatuan Republik Adeniumania ).Saya lanjutkan beberapa point pak Mangoen*) dari halaman sebelumnya (hal 127). Dengan harapan, apa yang sebenarnya tersirat pada hal 132 dapat lebih terlihat jelas, sehubungan dengan masalah “graft hybrids”.
Mutasi atau perubahan kromosome dapat terjadi secara spontan dan secara buatan. Pada tanaman, mutasi hanya dapat terjadi pada suatu bagian atau segmen dari jaringan meristem.
Khimer (=mutasi-red) adalah mosaik genetik yang terdapat dalam sel pada jaringan meristem pucuk (shoot meristem?) yang kemudian berkembang serta memberikan fenotipe atau penampilan yang berlainan.
Khimer berdasarkan posisi serta jaringan yang terpengaruh, dapat dibagi menjadi ; khimer sektoral, meriklinal, dan periklinal.Skenario pemahaman
Perwujudan yang nampak secara visual maupun yang teramati melalui pengukuran tertentu pada tanaman (=fenotipe= P), tergantung dari faktor genetik (=G) dan lingkungan (=E). Rumus bakunya adalah P = G + E.
Perwujudan yang nampak dari suatu bunga, demikian juga tidak bisa lepas dari hukum P=G+E.
Kenampakan karena faktor gentik dapat diwariskan, sedangkan pengaruh lingkungan tidak dapat diwariskan.
Untuk memudahkan pemahaman, mungkin harus pakai contoh skenario sbb.:Dari 100 graftingan TT+DS yang ada ditempat mas Tomo, salah satu graftingan menunjukan variasi (penyimpangan), misal menjadi DS2. Padahal kondisi lingkungan (pemupukan , penyiram, penyinaran, kelembaban) sama, kok ada satu yang menyimpang. Dapat disimpulkan, penyimpangan tersebut akibat faktor genetik.Dari 100 graftingan TT+DS, dibagi-bagi, 20 tanaman ditempatkan di rumah mas Tomo (Pekanbaru) , 20 di bang Zai (Medan), 20 di mbah Suro (Jakarta), 20 di bos Argy (Jakarta), dan 20 sisanya di tempat mas Rohmad (Jakarta). Saat berbunga, ternyata 90 tanaman yang ada di tempat mas Tomo, bang Zai, mbah Suro, dan bos Argy, memberi kenampakan sama, yaitu DS. Anehnya, 10 tanaman di mas Rohmad kok bunganya menyimpang menjadi DS2, ada apa ini ?Di lihat dari lokasi penanaman, perbedaan lingkungan muskil berpengaruh. Nyatanya, Medan , Pekan, Baru, Jakarta , memberi kenampakan 90 bunga DS sama. 30 tanaman di Jakarta , kok hanya 10 yang di mas Rohmad yang menyimpang. Padahal Vila Nusa Indah dan Menteng Dalam, tidak jauh, sama-sama di Jakarta, tentu perbedaan iklim tidak akan extrem.Kalau faktor genetik penyebabnya, kok hanya di tempat mas Rohmad saja, lagian kok 10 semuanya ? Ada radiasi apa di rumah mas Rohmad ? Atau ada kandungan kimia apa di air sumur mas Rohmad ? Selidik punya selidik, ternyata perlakuan graftingan di mas Rohmad, amat-sangat jauh berbeda dengan rekan-rekan yang lain. Karena sibuk, sedkit waktu (to the point, males ), oleh mas Rohmad perawatannya diserahkan ke “pembokat”, tanpa dikursus merawat adenium lebih dulu. Tahunya dulu nanam padi dan tomat, oleh pembokat, graftingan TT+DS, tiap hari disirami dan dipupuk. Ada hormon apa saja diberikan, padahal itu ada yang untuk tuannya. Pokoknya, takut dimarah kalau mati, perawatan menjadi super ekstra (ekstra aneh-red).Apakah perawatan super ini membuat terjadinya penyimpangan TT+DS menjadi DS2 ? Harus dibuktikan. Perlakuan membuat susunan genetik TT+DS berubah, atau hanya perubahan sementara saja.2 tanaman dikirim ke mas Tomo, 2 tanaman ke mbah Suro, 2 tanaman ke bang Zai, 2 tanaman ke bos Argy, dan sisanya 2 tanaman tetep di mas Rohmad.
5. Pada periode bunga selanjutnya, keanehan kembali muncul. Selain di tempat mas Rohmad, bunga DS2 kembali ke asal menjadi DS. Kesimpulan, penyimpangan di tempat mas Rohmad, bukan karena faktor genetik, tetapi faktor lingkungan, dalam bentuk perawatan ekstra.Penyelidikan dilanjutkan pada 1 tanaman mas Tomo yang menyimpang dari TT+DS menjadi DS2 ? Apa penyebab perubahan genetik tersebut ? Mari kita amati pohon aneh ini. Mungkinkah karena grafting ? Atau memang karena nasibnya memang harus berubah ? Atau sebab yang lain ? Mutasi ? Rekombinasi genetik ? Atau Dinas Luar ?Faktor-faktor yang mempengaruhiWarna yang nampak pada bunga, ditentukan oleh pigmen, suatu molekul berstruktur kimia tertentu (di adenium pigmen warna yang dominan adalah antosianin). Antosianin dihasilkan dari sintesa “gula” dan asam amino dalam sel bunga, diprakarsai oleh enzym (jenis protein tertentu) sekaligus sebagai suatu katalisator. Jenis dan macam enzym dikendalikan oleh gen. Istilah populernya, satu gen – satu enzym. Hubungan antara substrat (gula, asam amino) dengan enzym : Jika substrat menjadi pembatas, maka penambahan enzym selanjutnya tidak lagi mempengaruhi laju reaksi. Bila substrat tidak terbatas, pada akhirnya ketersediaan enzym (ditentukan oleh gen) akan menjadi faktor pembatas terhadap laju reaksi.Saat kita melihat pola, intensitas, dan warna bunga yang berbeda-beda, sebenarnya kita sedang melihat suatu “perbedaan tingkat kendali enzym”. Kita sedang menyaksikan perbedaan ekspresi gen, pada tempat tertentu dalam struktur sel bunga. Ada Harry Porter, My country, Inocento, Lovina, DS2, Daeng Siam , dll, dll.Lingkungan punya peran dalam performance bunga. Pengaruh ini bertalian erat dengan sensitifitas antosianin terhadap PH, kehadiran ion logam tertentu dalam sel bunga, atau cahaya matahari. Kekurangan mineral dan nutrisi, dapat menyebabkan bentuk sel bunga mengalami deformasi, yang mana berakibat pula pada cara terdapatnya dan penyebaran pigmen dalam sel bunga. Rekan-rekan masih ingat dengan “Fadia Menclek” bu Maria ?. Atau percobaan bang BJ dengan Brave Hearts + vetsin ?Air dan nutrient (mineral) mengalir dengan trayek tetap (“transportasi”) : diserap akar – batang - cabang – menuju daun. Nutrisi diperlukan untuk pembentukan kloropil daun yang berguna dalam proses fotosintesa di daun. Dibantu sinar matahari, proses fotosintesa akan mengubah air dan CO2 (diperoleh dari udara) menjadi gula.Gula yang terbentuk di daun ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman (sink) yang butuh untuk pertumbuhan, perkembangan, cadangan makanan, dan pengelolaan sel. Termasuk disini tentunya ke bunga, untuk membentuk pigmen warna. Trayek tetap aliran gula : Dari daun menyebar keseluruh bagian tanaman yang membutuhkan (cabang – batang – akar).Grafting adalah masalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan (sambung atau tempel), sedemikian rupa hingga merupakan satu kesatuan utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautan. Grafting adalah masalah fisiologis semata. Karena tanaman tidak mempunyai sistem antibodi seperti kita atau hewan lain, toleransi keberhasilan grafting menjadi sangat tergantung pada kedekatan perkekerabatan antara dua bagian yang disambung. Grafting mirip sambungan selang air dengan peralatan “shower” di rumah. Problem akan timbul bila ada perbedaan diameter selang dengan shower, seperti juga halnya bila cara menyambungnya jelek.Grafting berpengaruh terhadap serapan air dan nutrisi bagi pembentukan kloropil. Kloropil berpengaruh terhadap produksi gula di daun. Ketersediaan gula berpengaruh terhadap bentuk sel bunga, intensitas, kecerahan, dan “warna” bunga. Grafting tidak berpengaruh atau merubah pola, pattern atau corak dasar bunga. Sifat keberadaan antosianin di pinggir petal, corong bunga, atau di urat bunga, ditentukan oleh gen (nilai plastisitas lingkungan nya rendah).Bagaimana pengaruh grafting terhadap kemungkinan mutasi ?
Mutasi, secara mudahnya dapat diterjemahkan sebagai suatu perubahan dari apa yang seharusnya terjadi, akibat ada perubahan gen tanaman (urutan DNA). Ingat “one gen one enzym”. Gen berubah, enzym berubah, berubah pula reaksi kimia yang dihasilkan. Frase “akibat ada perubahan gen” sangat krusial, karena perubahan dari apa yang seharusnya, belum tentu akibat mutasi. Contoh, kekurangan nutrisi dapat merubah daun yang seharusnya berwarna hijau menjadi warna kuning pada pinggir daun.
Mutasi dapat terjadi secara alami (spontan), maupun karena buatan (dengan mutagent tertentu). Di alam, probabilitas terjadi mutasi 1 : 100.000 sampai 1 : 10.000.000 atau 0.001 % - 0.00001%.
Mutasi tanaman terjadi pada jaringan sel yang sedang aktif membelah diri, baik secara mitosis (tunas daun yang sedang tumbuh) maupun meiosis (saat pembentukan polen atau sel telur bunga). Mungkin karena sel-sel sedemikian sibuk membelah diri, hingga urutan DNA dalam gen menjadi mudah kacau …… “kemrungsung and ribet” sih.
Mutasi di tunas daun biasanya hanya nampak di sebagian tertentu dari tanaman. Misal : cabang sebelah kiri berbunga “double flower” namun cabang yang kanan berbunga normal. Mutasi di bunga, hasilnya akan nampak di seluruh bagian tanaman (kala benih yang dihasilkan tumbuh menjadi tanaman). Kesimpulan, semakin sering sel dibuat dalam kondisi membelah diri, semakin besar probabilitas mutasi. Bukankah pruning dan grafting menciptakan kondisi dimaksud?. Artinya, memfasilitasi tempat tumbuhnya tunas-tunas baru tempat dimana mutasi dapat terjadi ? Bahkan kalau mau jujur, sapi yang merumput dipadang rumput, dapat dikatakan sedang memperbesar peluang terjadinya mutasi. Namun jangan dibilang, bahwa pruning, grafting, apalagi sapi, sebagai penyebab mutasi …….. he he he.Point tulisan :Mutasi dapat terjadi spontan atau karena buatan. Probabilitas terjadi mutasi alami 0.001% - 0.00001%Mutasi terjadi pada jaringan sel yang sedang membelah diri (mitosis atau meiosis).Pruning, grafting menciptakan peluang terjadinya mutasi, namun bukan penyebab mutasi.Dari tulisan bagian I, II, dan III, apa yang dapat disimpulkan dari peristiwa grafting TT+DS = DS2 ?
100 grafting, hanya 1 grafting TT+DS berbunga DS2. Patut diduga perubahan tersebut akibat mutasi.
Grafting tidak menyebabkan mutasi. Kalaupun dipaksain, grafting dapat merubah penampilan, maka perubahan tersebut tidak signifikan dan tidak awet. Apalagi kalau denger cerita, bahwa setelah jadi DS2, lantas disebar ke teman-teman untuk hadiah, apa ya batang bawahnya masih saja pakai TT. Kok eman-eman ya. Tapi kalau batang bawah pakai kamboja lokal, apa ndak takut DS2 balik lagi jadi DS. Lho ? Kok seperti bertentangan dengan teori Pak Mangoen ? Well, di tulisan bagian III semoga terjawab.
Mutasi dapat terjadi secara spontan pada bagian sel yang sedang memperbanyak diri, baik itu mitosis atau somatik seperti pada tunas daun, maupun meiosis saat pembentukan polen atau sel telur di bunga. Coba lihat kembali Pak Mangoen halaman 127 sebagai landasan statement beliau di halaman 132. Grafting memfasilitasi tumbuhnya tunas baru (meristem), tempat dimana mutasi biasanya berlangsung. Namun bukan berarti, grafting penyebab mutasi.Resume :Kembali pada TT+DS=DS2 mas Tomo , yang patut diduga sebuah mutasi.Timbul pertanyaan; kalau itu mutasi, apakah terjadi di seluruh bagian batang atas (bagian DS) hingga berbunga DS2 ? Apakah saat itu grafting satu mata tunas (budding) ?Skenario pertama : mas Tomo menjawab, ya dulu memang budding. Satu mata tunas DS saya tempelkan pada batang bawah TT, tunas tumbuh menjadi cabang berbunga DS2, yang cepat sekali pertumbuhannya, hingga bisa dibuat banyak grafting lagi.Kesimpulan: selamat , 1 dari 100.000 s/d 1 : 10 juta, apa ndak anugerah.Skenario kedua : mas Tomo menjawab, bukan buding tapi V grafting biasa. Memanghanya satu mata tunas batang atas (DS), tumbuh sebagai cabang berbunga DS2. Cabang lain tetap DS. Grafting ini, tumbuh cepat, pokoknya jagur , hingga dapat dibuat banyak grafting lagi, disebar ke banyak teman.Kesimpulan : sekali lagi, selamat mas Tomo, 1 dari 100.000 s/d 1 : 10 juta.Skenario ketiga : mas Tomo menjawab, pokoknya V grafting, terserah mutasi apa bukan, pokoknya TT+DS keluar DS2. Seluruh mata tunas batang atas (DS) tumbuh menjadi cabang berbunga DS2. Kalau ndak gitu, mana bisa saya bagi grafting ke banyak teman.Kesimpulan : ????. Mohon diingat lagi, batang atas saat itu DS atau memang sudah DS2 adanya ?. Kalau dilihat seputaran tahun kejadian, apakah tidak ada kemungkinan batang atas yang digrafting ke TT, datangnya bareng-bareng dengan Pink Illusion milik alm. pak Frans – Gama Cactus.Belum lagi, kalau itu memang DS mutasi ke DS2, tidak setiap mutasi bisa diperbanyak secara grafting. Salah-salah, justru akan membuat mutasi tersebut hilang …… seperti banyak kasus variegata yang setelah diperbanyak malah hilang.Kesimpulan akhir, berpulang pada kejujuran jawaban mas Tomo masuk kategori skenario yang mana, 1, 2, atau 3 ?. Dan dengan ini, TT+DS=DS2 saya kembalikan ke mas Tomo. ……. Monggo. Lunas sudah …. PR dari mas Tomo. Kira-kira saya lulus ndak ya ?SalamTharie Wiewww.omahijo.comSuara hati berbisik : “disuatu tempat, somewhere, ada original DS2 atau Lovina atau Pink Illusion, tumbuh berasal dari benih, bukan karena proses graftinTerimakasih kepada pak Agus Riyanto, Cilacap (pemilik Lovina) yang telah bersedia mampir ke pondok kami, Omahijo, hari Minggu tgl. 1 Juli 2007.*) Mangoendidjojo W., 2003, Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman, Cetakan ke 5, Penerbit Kanisius, Jogyakarta, hal. 132)
Diposkan oleh Tharie Wie di 13:24 0 komentar Link ke posting ini
Label:

Dia yang dari Republik Mimpi
Terobsesi adenium sebagai hiasan meja tamu, menimbulkan “keusilan” otak dan tangan. Ya …. seandainya saja ada adenium mini, daun mini, bunga mini ….. wuahh.Minggu siang 10 Juni 2007, jam 13.00, tidak peduli rasa panas nan lembab, meluncur ke Jl. Kaliurang. Tujuan pasti, cari pot “ceper” kecil yang barangkali ada di Watuputih. Jam 15.00 sesampai di rumah lagi, langsung cari turunan “somalense arabicum”, dari poly-pot pindah ke pot ceper baru.Bunga kecil sementara diwakili saudara sepupu adenium, Euphorbhia milii. Dandanan bunga pembanding diambil dari Red Crispum. Cepret-ceprat, jadilah gambar terlampir.Mungkin seperti inilah jadinya bila si “seandainya” itu ……… dapat terwujud.Kok jadi mirip adenium asal “Republik Mimpi” ….. ya ?.Dan ‘kali adenium mini-berdaun mini-berbunga mini, adalah sebuah “temptation”…. .Pancen apik.Tharie Wiewww.omahijo.com
Diposkan oleh Tharie Wie di 10:39 0 komentar Link ke posting ini
Label:
Rabu, 2008 Maret 12

VETSIN = PUPUK ?
Mau tanya nih, saya dikasih tahu teman kantor, katanya vetsin, mecin or penyedap rasa itu bisa dijadikan sebagai pupuk.Apakah benar? Apa saja kandungan kimia yang terkandung di dalamnya?Ohya, dikantor tempat kerja banyak carbon aktif untuk media filter air. Saya gunakan itu untuk campuran media tanam adenium, dengan perbandingan carbon aktif,pasir bangunan, kompos 1:1:1..Bagaimana? apakah ada efeknya... Samakah carbon aktif dengan sekam bakar? chen joeVetsin (Monosodium Glutamat atau MSG) adalah garam natrium dari asam glutamat. Dibuat dari proses hidrolisa tanaman tebu.Kalau dari segi keampuhannya sebagai pupuk, tidak jauh beda dengan urea. Secara ekonomis nggak dianjurkan pake vetsin kalo punya kebon ratusan pohon, perlu berapa sachet ajino..tiiiit (sensor)...? satu-dua pot sih oke2 aja. Alih2 bukan masakan didapur yang sedep, malah media tanaman yg jauh lebih sedeep..Karena komponen kimia yg diambil tanaman adalah Nitrogen dan Nitrat, maka "pupuk" ini lebih dipakai untuk tujuan pertumbuhan daun, jadi lebih banyak dipake aglosnemos frentos daripada adeniumania.Penjelasan menganai karbon kurang lebih analog dengan Vetsin. Kalau ada 2 pilihan bahan yg identik pilih saja bahan yang lebih mudah dan murah didapat. ArgyDulu saya pernah dengar nasihat dari penjual pupuk organik…”Untuk mengaktifkan mikro organisme yang terkandung didalam pupuk organik cair ini adalah dengan cara dicampur dengan larutan : Tetes Tebu atau Air Gula atau Bumbu Penyedap yang mengandung tetes tebu”.Katanya sih untuk membangunkan bakteri/mikro organisme postif yang ada dalam botol tsb.Trus menurut penjelasan Ibu Tharie, urea akan diserap oleh tanaman jika bisa diubah oleh organisme-organisme tsb.Apakah karena vetsin ini membangunkan mikro organisme yang ada di media(kompos) sehingga mampu mengurai pupuk-pupuk kimia yang efek selanjutnya menjadi menyuburkan tanaman ???Lho kok malah nanya ???He…he..sori Pak Chen Joe & Boss Argy, saya bukan menjawab pertanyaan, tetapi malah menambah Daftar Pertanyaan.Karena saya juga sering dengar pengaruh vetsin ini….tetapi belum pernah nyoba disiram ke tanaman secara langsung…baru sebatas saya campur ke pupuk organik cair trus baru disiram ke media….So Far So Gut…Top Markotop - Gut Mar So Gut.***Apakah sama : Mikro organisme = bakteri = bakteri positif (opo maneh yo iki ???) = bakteri negatif = mahluk mungil dalam tanah…dll…dst.***Apakah benar dalam pupuk organik cair mengandung mahluk-mahluk tsb ???HENKY - BalikpapanRekan-rekan..Sifat utama arang aktif adalah mempunyai daya serap cairan yang tinggi. Nah pemanfaatannya tinggal kita sesuaikan dengan kebutuhan dan sifat menonjol arang aktif tersebut.Pada beberapa kasus tanaman, arang aktif dapat menyulut pemunculan akar. Dari 5 potongan bonggol alocasia yang saya olesi arang aktif ( norit ) ternyata mempunyai pertumbuhan akar lebih cepat dan bagus dibanding yang diolesi hormon auksin ( 5 potong ), maaf sedikit OOT . Jangan diterjemahkan arang aktif lebih bagus dibanding auksin dalam merangsang akar lho !Arang aktif dan sekam bakar bisa dikatakan sama, hanya beda kualitas menyangkut daya serap air. Arang aktif jauh lebih higroskopis dibanding sekam bakar dan melalui tahapan proses yang sedikit lebih sangkil. Dan ini tercermin dari harga.Tentang vetsin …….. udah diuraikan bos Argy.Tharie Wiewww.omahijo.com
Diposkan oleh Tharie Wie di 10:24 0 komentar Link ke posting ini
Label:
Selasa, 2008 Maret 11

Warna BUNGA & Tingkat KEASAMAN
Hari Senin sore kemarin bersama Gallo & Nadjwa, saya iseng-iseng membuat percobaan “ Pengaruh keasaman terhadap warna bunga “
A. Kami kumpulkan beberapa bunga warna merah seperti Red Dusk, Prominent, Red Ferari, dan Sonoma.
B. Kumpulan bunga tersebut kami campur air dan diremas-remas hingga air berwarna kemerahan akibat larutnya pigmen antosianin bunga dalam air.
C. Setelah disaring, kami tampung air perasan bunga yang berwarna kemerahan tersebut dalam gelas. Sampai disini Gallo berkomentar : wah bisa dipakai sebagai cat air. Si bungsu bilang, persis obat batuk rasa strawberry.
D. Untuk memudahkan melihat pengaruh keasaman, air perasan bunga kami tampung dalam “ex. tabung percobaan” Wied.
E. “ Ayo Nadjwa tabung paling kiri ditetesi pake ini ya….” ( air cuka / asam asetat ). Abragedabra ….. warna berubah menjadi merah cerah. Lebih cerah dibanding tabung di tengah (tanpa perlakuan)“ Kakak Gallo , tabung paling kanan ditetesi juga .. tapi pakai yang ini ..” ( soda kue /sodium bicarbonat) . Abragedabra ….. warna pun berubah menjadi merah gelap. Lebih gelap dibanding tabung ditengah (tanpa perlakuan).Kok bisa ….. ?, komentar mereka serempak. Nah yang satu ini membuat saya bingung bagaimana mesti menjelaskan ke mereka.Dengan agak sedikit muter-muter sana-sini, intinya saya jelaskan ke mereka bahwa warna bunga yang sering kita lihat dipengaruhi oleh kondisi keasaman cairan dalam bunga. Mungkin saja suatu saat tanaman yang sama akan berbunga dengan warna yang sedikit berbeda antara musim kemarau dengan musim hujan. Pertanyaan mereka malah jadi berkembang, apa itu keasaman, apa itu cairan bunga, apa itu basa ? Waduh …. ??!!@$%# …Ditengah beres-beres peralatan, sekonyong-konyong si sulung pengidap ‘autis’ datang dengan sebotol pemutih pakaian (sodium chlorate) ? “ Satu lagi Gallo.. yang tengah ditetesi pakai ini..” ucap Wied sambil mengasongkan pipet berisi cairan pemutih.Begitu diteteskan cairan pemutih , wwussshhh …….warna merah di tabung tengah berangsur-angsur berubah menjadi merah cerah – orange – kuning – dan akhirnya menjadi putih bening. “ wuih….yang ini lebih aneh lagi ya ... “ kata Gallo. …Ya.. iya lah……..“ Hmmmm… , sekarang ditetesi apa lagi ya..” si ‘autis’ lirik kanan lirik kiri…“ Sudah… bubar… sudah selesai.. jadi ke Mc D tidak ? ” saya buru-buru mempercepat beres-beres peralatan.Capeeeeekkkkkk dech……..Tharie Wiewww.omahijo.com
Diposkan oleh Tharie Wie di 16:09 0 komentar Link ke posting ini
Label: ,
Senin, 2008 Maret 10

Busuk Tanduk Adenium
Lama aku belajar hp bunga yang sewarna sampai psm 1, sampai entah habis puluhan bunga yang terobek sia2.... (aka cuma satu dua yang jadi tanduk).... setelah psm 2 kemarin, aku nyoba2 hp antar jenis adenium, hasilnya, udah pada keluar tanduk muda... gotcha..... ternyata lebih mudah menyilangkan adenium dengan bunga yang berbeda ( trial : fragnant star x arabicum ; fragnant star x miss thailand ; fragnant star x adenium klasik).Agar tanduk tadi bisa sampai dipanen, bagaimana mengatasi busuk tanduk yangdimulai dari ujungnya ? apakah harus diberi tambahan kalium ( MKP ) ? salam, Dodi AndreasMas Dodi,Dulu saya juga sering bingung dengan busuk tanduk. Ternyata di tempat saya si pembawa ulah adalah “lalat buah”. Dia paling senang dengan buah muda, nggak tahu kenapa mungkin “nyidham” kalee …. Tapi yang tua pun juga mau.Mungkin bisa dicoba pasang perangkap untuk lalat tersebut. Siapa tahu problemnya sama dengan yang di Mino . …. Dengan uang sekitar 20 rb, kita dapat mengamankan daerah seluas 4000 m2 lebih, dari serbuan lalat buah. Murah meriah ….Kalau belum berhasil pula barangkali ada penyebab lain busuk buah tersebut, seperti :
Serangan jamur, biasa terjadi di musim hujan. Atasi dengan fungisida
Malnutrisi, fruit set menyebabkan kompetisi pasokan karbohidrat dengan organ lain tanaman. 3. Sebenarnya kalau pupuk dan air kecukupan, busuk buah jarang terjadi.
Genetis, bisa jadi itu merupakan bentuk “incompabillity” atau masalah hormonal. Misal silangan arabicum dengan yang lain vice versa, pod pecah sebelum waktunya dan mengundang datangnya jamur. Beberapa kasus dapat diatasi dengan penyemprotan hormon giberelin.Selamat panen raya ……Salam, Tharie Wiewww.omahijo.com
Diposkan oleh Tharie Wie di 17:18 0 komentar Link ke posting ini
Label: , ,

Blorok, Mozaik Virus ?
Rekans,Bunga biasa jadi luar biasa.. ada apa dengan dia ?Foto ini saya ambil di tukang kembang jalan2 cari media. Penjual sengaja mengasingkan satu pot adenium yg istimewa.. blorok itu istilah teman2Interesting. . ternyata bukan bunga saja yang blorok (mosaic) ternyata daun juga menunjukkan pola2 blorok.Ada apa gerangan ? sakit kah ? Virus kah ? berbahaya kah ?Interesting. . bisakah ditularkan untuk membuat perubahan pada bunga lain.. Tapi jika berbahaya.. wah tentu ga baik..Pak Tri.. mohon pencerahannya. .Trimakasih - ZaiBahaya atau ndak, baru disadari kalau HP, Ipanema, etc, etc yang ada di rumah mendadak ikutan blorok.Sekarang bisa dianggap unik. Sampai tiba waktunya HP tidak lagi HP, EOS tidak lagi EOS. Sejauh mata memandang, hanya ada blorokPilihan ada di masing-masing. Ganggeng KanyoetMelengkapi gambar bang Zai, berikut gambar blorok-blorok lain yang sempat saya foto. Gambar diambil dari tiga lokasi (kebun) berbeda.Sekedar alasan praktek budidaya, sulit diterima rasanya kalau dilihat kesamaan dampak diantara 3 lokasi berbeda. Tapi kalau memang karena virus (dugaan sementara), betapa cepatnya penyebaran itu.Kabar lain, adenium yang ditanam dekat kebun lombok, juga bisa tertular virus keriting (perlu ke salon untuk rebounding -D. Sayang tidak sempat ambil gambarnya. Keburu mati dan dimusnahkan.Mungkin ada rekan lain yang dapat menambahkan contoh gambar dengan kemiripan “tanda-tanda” serangan ?.Tharie Wiewww.omahijo.comMbak thari ….Aku punya beberapa yang seperti ini . Diantaranya , Sinox , Desert sunset , Calypso stripe , Bohemianum , WindMollen . Sayangnya Bohemianum ungu blorok hari ini dipotong dan dilangsir ke tempat mas Thomas melalui kurir Kaypang yang sudah berubah jadi gembel sakti karena bukan entress lagi yang di dapat , tapi ilmu meningkat menjadi pohon .. Mas Sigit .. ekekekeke , jadi ga sempat di foto .Dari yang aku perhatikan , si burik ini memiliki media sudah sangat sangat ( sampai 2 x nulisnya ) miskin hara .. bahkan sudah menjadi gembel hara karena sekitar 2 tahun males ganti media. “ Jika “ yang terjadi si blorok ini terjadi pada kondisi si pemilik rajin mengganti media .. wah itu mungkin lain ceritanya . Jika disebut virus , wah .. sekalian akan kucoba sak virus virusnya aku adukan ,, ada Chimera di MRD dan MGD , diadu dgn si mosaic ini . Jadinya siapa tau batang kecil , daun kecil , bunga hijau blorok.Mungkin uji cobanya apakah ini virus atau tidak , bagaimana “ Jika “ dicoba ditularkan ke pohon lain . “ Jika “ tertular .. Bisa dikatakan Virus . Jika nggak ? bisakah dikatakan virus ?Tambahah .. pada daun pertumbuhannya tidak sempurna , kruwal kruwel .. Ada yang klorosis juga alias variegate variegataan . Jika berkenan untuk para lulusan pertanian kiranya apa saja sih virus yang ada dan harus diwaspadai ? Dan tanda tandanya apa ?Mas Thomas .. Hati hati .. Jika ini benar virus , sampeyan simpan satu hari ini . Baik baik tertular nanti kowe berubah warna jadi Merah kuning hijau spt lampu merah .. ekekekekekeke . Dimusnahkan saja .. Atau mau uji coba juga .. monggo E’Kakung – www.adesidjo. comMungkin ada benarnya, Ton.Pak Tri pernah ngendiko (saat di Family Gathering), perubahan karena virus dapat diturunkan secara generatip.Persoalannya adalah, bagaimana mengelola ‘virus’ (kalau memang benar itu virus) agar senantiasa terkendali, sesuai yang kita inginkan.Di coba saja Ton. Nanti aku diceritain perkembangannya ya. Tharie Wie
Rekan-rekan …Pada sesi kuliah pak Tri Widodo saat Family Gathering di rumah mas Tomo, Turi, Sleman, Yogyakarta, disebutkan bahwa tidak semua penyakit tanaman bersifat merugikan secara ekonomi. Contoh, serangan penyakit viral yang gejalanya nampak pada bunga adenium Lynam Tok atau disini lebih dikenal dengan nama Waterfall (hand out-halaman 6).Gejala yang tampak pada Waterfall mirip dengan gejala pada bunga tulip yang terserang potyvirus – Tulip Breaking Virus (TBV). Serangan virus ini memunculkan kesan variegata serta tepi petal terkesan sobek-sobek (Judith A. Lesnaw, et al, 2000). Bukannya jadi jelek, tapi virus tersebut justru menambah keindahan bunga (menjadi lain dari yang lain). Hari Sabtu sore ( 4 Agustus 2007 ) kebetulan mampir di tempat teman, saya dapati keanehan yang nampak pada beberapa bunga milik teman, seperti Calypso Stripe, Sinox, Carmello, Super Brain, dan Kiss Me Quick. Pada bunga dimaksud, terlihat kehadiran sejumlah “spot” atau notkah pigmen warna merah di petal bunga (foto terlampir).“ Mbak, apa ini mutasi ? bisa jadi barang langka ?” tanya teman saya.Mungkin dan bisa jadi. Tapi nanti dulu, sebab ada gejala yang mirip demikian pada bunga petunia yang terkena potyvirus strain Tobacco Etch Virus atau TEV-CAA10 (Pierre et al, 2001).“ Ada lagi, mutasi pada bunga lokal hingga menjadikannya mirip Water Fall “ kata teman saya lagi dengan bangga (lihat gambar).Dalam hati saya, kok banyak sekali virus di adenium ya, setelah mossaic virus dan dwarf seperti yang dikemukakan bang Zai ?.Pak Tri Widodo, mohon pencerahannya …..Bagaimana cara mengetahui adanya serangan virus, secara cepat dan murah ? Apakah gejala yang nampak pada bunga-bunga terlampir akibat serangan virus, atau sebab lain ? Apakah efek virus dapat diturunkan secara generatip ? Apakah virus tanaman juga seperti halnya virus pada manusia, efek muncul bila tanaman kurang sehat dan akan menghilang sementara bila tanaman dalam kondisi prima ? Kemungkinan efek lain dari serangan virus secara jangka panjang, mungkin sekarang kita well come dengan virus- virus tersebut, namun adakah bahaya tersembunyi yang justru bisa merugikan nantinya ?Terimakasih sebelumnya pak Tri.Tharie Wiewww.omahijo.comRef :- Judith A. Lesnaw, et al, 2000, Tulip Breaking: Past, Present, and Future, Plant Disease Vol. 84- Pierre et al, 2001, Virus-specific spatial differences in the interference with silencing of the chs-A gene in non-transgenic petunia, Journal of General Virology vol 82.
Diposkan oleh Tharie Wie di 15:48 0 komentar Link ke posting ini
Label: ,
Jumat, 2008 Februari 22

Mutasi bunga Adenium krn batang bawah

Rekans,Ada beberapa hal yang menurut saya masih mitos dalam mutasi bunga. Ada yang menyebut bunga bermutasi karena pengaruh bonggol bawah, ada yang bermutasi karena penyiraman zat2 tertentu semacam kunyit, ada yang bermutasi karena radiasi dan ada yang bermutasi karena virus.Mohon pencerahannya mana yang sekedar mitos, dan mana yang benar-benar menyebabkan mutasi?Terima kasih, Salam, Tomo
Dulu pernah ngobrol dengan penyilang adenium di solo pak ..pak waluyo namanya.pertanyaan saya sama dengan pak tomo , tentang pengaruh bonggol bawah dan entress ..kata beliau tetap pengaruh paling besar di bawa oleh bonggol bawah ..karena dari bonggol bawahlah yang meresap dan mengolah makanan di adenium..sedangkan entress cuma sebagai jembatan penghubung makanan untuk di olah daun ...(ilmihanya mungkin ada yang bisa menjelaskan)kalau menurut saya penyiraman zat2 tertentu lebih cenderung bersifat sementara aja pak ...gak tau kalau penyiraman di lakukan continue sampai jadi indukan ?? apakah hasil bibitannya akan seperti indukannya .untuk mutasi virus / radiasi ..(please deh para pakar turun gunung dunk, pada bertapa semua kayaknya :p) salam, Anas
Benarkah bunga dapat bermutasi karena Pengaruh bonggol bawah, Penyiraman zat2 tertentu (semacam kunyit), Radiasi, dan Virus hanya merupakan suatu MITOS adanya ?WIKIPEDIA (http://en.wikipedia.org/wiki/mutation) :In biology mutations are changes to the base pair sequence of genetic material (either DNA or RNA). Mutations can be caused by copying errors in the genetic material during cell division and by exposure to ultra violet or ionizing radiation, chemical mutagen, or viruses, or can occur deliberately under cellular control during processes such as meiosis or hypermutation.Bila MITOS memenuhi kriteria definisi tersebut di atas, tentunya bukan mitos lagi.MUTASI = PERUBAHAN STRUKTUR GEN. Tanpa ada perubahan struktur gen, bukan mutasi. Radiasi, virus, zat kimia tertentu, dikenal sebagai agen mutasi (=mutagen). Bonggol bawah dan Kunyit ? BUKAN penyebab mutasi (catatan : sebatas pengetahuan saya sampai saat ini, tentunya). Bonggol bawah hanya sebatas penopang tegaknya entres dan penghubung aliran nutrisi yang berasal dari dalam tanah ke entres. Tanaman bersifat “totipoten”, tiap sel punya informasi genetik lengkap.Apakah transfusi darah “bangsawan” otomotis mengubah kita jadi bangsawan ? Apakah kalau makan roti + keju tiap hari, kelak dikemudian hari membuat kita + keturunan kita lantas bermata biru ?. Apakah mangga “gedhong gincu” yang digraft pada mangga kampung berubah kualitasnya ?.Mutan umumnya bersifat ‘resesif’, karena itu pengenaan mutagen hasilnya tidak serta merta terlihat pada tanaman yang dikenai perlakuan, pada saat itu juga. Mutasi baru terlihat pada anak turunnya.Berikut beberapa seedling yang dikenai sinar gamma yang ada di Mino (makasih pak Kunto). Apakah terlihat ada mutasi terjadi ? Baru diketahui beberapa generasi setelahnya, terpaksa harus sabar nunggu.Tharie Wiewww.omahijo.com
Diposkan oleh Tharie Wie di 16:01 0 komentar Link ke posting ini
Label: ,
Rabu, 2008 Januari 16

ALIEN ATTACK..!!!!

Tharie wrote :Rekan… look..entah kesasar atau sedang bingung, benih-benih ALIEN mencoba menyerang adenium. Semangat ekpansi yang luar biasa !!!!!.Apakah tidak sadar kalau getah adenium itu PAHIT dan bisa IRITASI ?Mari kita tunggu, siapa pemenangnya. Adenium atau sang Benalu ?Tomo wrote :Terbuka satu peluang penelitian baru mBak....kalau nanti yang menang alien-nya, siapa tahu benalu adenium mempunyai kasiat yang sama atau lebih baik dibandig benalu teh. Who knows?Eek wrote :kalo benalunya yang menang.. coba dites, bude.benalunya di kembang biakkan ke adenium lain. siapa tau bukan benalunya yang beradaptasi menjadi tahan pahit dan anti iritasi. siapa tau adenium yang satu itu tak sepahit kaum adenium yg lain. ternyata bukan cuma kita yang kesulitan mencari lowongan kerja. benalu pun kesulitan cari lowonganhidup.Muklis wrote :Waduh hebat kali nih benalunya, mungkin aja mbak didaerah jogja udah tidak ada lagi pohon untuk perkembangan bayinya jadi tau di tempat mbak thari banyak pohonnya langsung aja "dia" menyerbu kesana he..hehe...he. ..Biarkan aja mbak saiapa tau nanti ada manfaatnya.Made wrote :Bukankah segala bentuk keunikan pada adenium disebabkan oleh virus dan sejenisnya?..., seperti kristata misalnya, yang notabene dapat meningkatkan nilai dari adenium itu sendiri.Nah, siapa tahu karena digrogoti benalu, adenium tsb akan muncul menjadi adenium yang super aneh, biarkan saja Mbak Tharie benalunya, kita lihat saja nanti hasilnya…MadeTharie wrote :Betul mas. Mau saya tungguin….Kalau benalu cemara atau benalu teh, bisa jadi obat, kenapa tidak dengan benalu adenium. Makin pahit obat, makin ampuh ............ . he he he he he.Kemarin sore, si benalu sudah mengeluarkan tentakel penghisap. Mari kita intai apa yang akan dilakukan selanjutnya ............ ...Masih tentang “keluarga benalu”.Setelah pasukan mendarat, ketahuan belangnnya sudah. Capsule pendarat mulai mengeluarkan tentakel penghisap ……. Hiiiiiiiiii. SOS, may day, may day .....Teman.. teman ........ mohon doa restu.Mari berdoa bersama agar si adenium mampu bertahan dari segala marabahaya yang menyerang. .........
Made wrote :Pertanyaannya adalah: “ siapakah yang bersedia menjadi orang pertama yang mencoba teh benalu adeniumnya?Krisnata wrote :Mbak ,... itu ada dua kemungkina lho.1. Benalu alien nya menghisap melalui tentakelnya demi mendapatkan nafas penghidupan baru atau..2. Benalu allien nya sedang meng "inject" virus versi terbaru yg bisa memutasikan bunganya menjadi Biru, kuning, dan Hijau di satu kelopak, berpetal 7, Berbonggol kuning, berbatang hitam dan yg terakhir berdaun variegata merah...Nah lho,... kalau kasus nomer 2 kan hoki,.... hi hi hi
Diposkan oleh Tharie Wie di 11:36 0 komentar Link ke posting ini


Tidak ada komentar: