13 Desember 2008

adenium dan hujan (dari omah ijo.com)

Sabtu, 2008 Desember 13

Adenium & Hujan

st1\:*{behavior:url(#ieooui) }

Melongok dari jendela, terlihat hamparan tanaman adenium dengan daun-daun yang rimbun dan hijau segar. Curah hujan membuat adenium tumbuh subur , saat musim panas lalu adenium kurang pasokan air. Saat air melimpah daun-daun tampak segar & subur.Tapi... o la..la...Panas dan teriknya matahari datang menerpa silih berganti disela-sela hujan yang mengguyur...
Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4
Hujan agak mereda di Jogja. Hampir seminggu tanpa sinar matahari, full mendung, full hujan dari malam ke malam lagi, 2 hari terakhir matahari muncul juga akhirnya. Panas menyengat di kulit.
Dari efek di daun adenium, mari kita bayangkan apa yang terjadi saat panas terik di tengah musim hujan :
Terpaan matahari dapat membuat daun “overheated” bila tidak segera didinginkan melalui penguapan (evaporasi) air di daun. Prosesnya dikenal dengan nama transpirasi dan inilah yang menyebabkan terjadi aliran air dalam tubuh adenium. Air mengalir dari tanah, akar, batang, cabang, ranting, daun dan akhirnya menguap melalui pori daun (stomata). Bbrrr …….. sejuk, plong …… serasa minum sprite …….. Apalagi dalam aliran air itu terbawa dan terserap juga nutrisi yang dibutuhkan adenium. Top, tubuh dingin, nutrisi terpenuhi ….hebat kali adenium ini. Seribu sayang …….. musim hujan membuat udara sekitar begitu lembab. Temperatur yang terlanjur rendah, mengurangi kapasitas udara menampung air. Karena terik matahari, air di pori tanah juga ikut menguap, menambah lembab udara, menambah runyam keadaan. Sudah lembab, makin lembab saja. Bayangkan betapa gerah adenium diterpa matahari saat musim hujan. Mengapa, hujan kok kepanasan ?
Kelembaban tinggi menghambat berlangsungnya transpirasi. Udara lembab tak kuasa lagi menampung tambahan uap air dari daun. Aliran air di tubuh adenium “MANDHEK”, transpirasi tidak berjalan, serapan nutrisi ikut berkurang, dan daunpun merana kepanasan. Keadaan makin parah dengan menutupnya stomata bila kena matahari tapi tidak ada transpirasi. Lengkap sudah penderitaan adenium. Belum lagi jamurpun ikut meramaikan suasana ditengah penderitaan adenium. Akhirnya ……… daun-daun pun menguning, berjamur, dan berguguran …….. satu demi satu.
Bingung ? Tidak perlu. Serangan jamur x atau z bila kita melihat kenampakan luar saja, cukup sulit rasanya. Phomopsis atau fusarium kadang di mata awam sulit membedakan. Pada beberapa kejadian, gejala serangan (perubahan warna di batas bagian yang sakit dan sehat), sering nampak seperti phomopsis. Namun banyak yang bilang itu fusarium, atau serangan jenis jamur lain. Satu-satunya jalan memang harus dilihat orgnisme penyebab. Ini yang rasanya berlebihan bagi sekelas kita. Kecuali kebun kita memang luas, hal di atas menjadi urgen. Prinsip : jamur berkembang melalui spora yang kadang terbawa oleh air hujan. Musim hujan pembawa suasana lembab, plus sedikit sinar matahari membawa kehangatan, seakan-akan surga bagi jamur. Pencegahan : teorinya hindari kemungkinan terciptanya suasana seperti di atas, putus mata rantai hidup jamur. Ada yang pakai 1) naungan UV, 2) ada yang menyiram sehabis hujan, 3) ada yang memberi fungisida plus perekat, 4) ada yang menyemprot larutan cuprum (tembaga), dst. Yang saya lakukan biasanya point 3 (fungisida spektrum luas kontak maupun sistemik, bergantian). Bagaimana dengan pemupukan?, ya saya tetap memupuk. Malah saya tambah dengan Kalsium Nitrat.
Tharie Wie www.omahijo.com
Diposkan oleh Tharie Wie di 13:13
Label: ,

Tidak ada komentar: